Selaginella plana http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/16/Starr_080117-1777_Selaginella_plana.jpg |
Selaginella diperkirakan telah hadir di bumi sejak lebih
dari 320 juta tahun yang lalu, sebagian besar jenisnya telah punah, yang
tersisa tereduksi menjadi herba (Setyawan,dkk.2008:67). Karakter khasnya adanya
percabangan menggarpu dan sebagian besar spesies memiliki daun-daun kecil
menyerupai sisik, dengan dua ukuran yang berbeda. Selaginella ini memiliki
banyak nama lokal seperti rumput Solo, cemara kipas gunung, cakar ayam (Jawa),
paku rane (Sunda), menter (Jakarta), tai lantuan (Madura), Usia (ambon), sikili
batu, lingonai (Minangkabau), dan shi shang be atau juan bai (Cina). Dalam
bahasa Indonesia tumbuhan ini biasa disebut cakar ayam atau paku rane, Tapak
doro, dan Ta lantuan.
HABITAT
Habitat Selaginella plana Hieron ini merupakan jenis paku
tanah yang mana tumbuhan paku jenis ini tumbuh pada batu-batuan atau tebing
sungai. Menyukai kelembapan. Rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan
akar-akarnya masuk ke celah-celah batu. Habitus pada selaginella ini yaitu
perdu yang mana mempunyai ciri-ciri pendek, berkayu, mempunyai percabangan
langsung dan biasanya tinggi di atas permukaan tanah sekitar 1 m.
MORFOLOGI
Selaginella plana Hieron ini berdaun kecil, berbentuk
lanset, tersusun melingkari batangnya dan berselang-seling, berwarna hijau.
Panjang daun kira-kira 2 mm dan lebar 1 mm. Merupakan daun isofil karena
mempunyai ukuran daun yang sama antara yang satu dengan yang lain. Bentuk ujung
daunnya meruncing, tepi daunnya bergerigi. Tekstur daun pada tumbuhan ini
berupa selaput atau helaian. Permukaan daun selaginella ini halus, berambut.
Daun-daun suburnya tersusun di dalam karangan menyerupai bulir. Karangan atau
bulir ini disebut strobilus. Strobilus terletak di ujung percabangan.
Jika dilihat berdasarkan tulang daunnya tumbuhan ini
termasuk Mikrofil yaitu daun yang mempunyai tulang daun tunggal tak bercabang
dari pangkal ke ujung (Gambar 2). Berdasarkan fungsinya tumbuhan ini dibedakan
atas daun tropofil (daun steril) yang hanya berfungsi untuk fotosintesis dan
sporofil (daun fertil) yang menghasilkan sporangium. Menurut Tjitrosoepomo
(1986:225), tumbuhan ini memiliki ligula pada bagian bawah daun yang berfungsi
sebagai penghisap air.
Batang tumbuhan ini terletak di permukaan tanah dan
kadang-kadang berakar membentuk tumbuhan baru. Warna batang hijau dan biasanya
bercabang dua dan tiap cabang bercabang dua lagi. Di daerah yang cocok tumbuhan
ini dapat mencapai 1 m. Semua batang paku-pakuan kerap berupa rimpang karena
pada umumnya arah tumbuhnya menjalar. Disamping mempunyai rimpang juga
mempunyai cabang dengan arah tumbuh tegak. Batang berkayu dan juga terlihat
adanya ramenta yaitu bentukan seperti rambut atau sisik. Yang berwarna merah
kecoklatan terletak pada tepi daun fertil. Akar pada selaginella ini yaitu
serabut yang bercabang monopodial. Bentuk akar tipis, halus, dan keras. Warna
cokelat muda kehijauan.
SPORANGIUM
Memiliki sporangium yang terletak di ujung daun sporofil
(daun fertil) dengan bentuk agak bulat atau bulat telur terbalik atau seperti
terompet. Sporangium muncul dari suatu penonjolan jaringan daun yang disebut
plasenta atau reseptakulum. Susunan dan penyebaran sporangium pada sporofil
tumbuhan ini tidak berkelompok satu sporofil terdapat satu sporangium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar