Senin, 24 Oktober 2016

Fakta Unik Kukang, si Imut dan Penuh Mitos


Kukang merupakan primata imut yang ukuran tubuhnya sekitar 20-30 cm. Di Indonesia terdapat tiga spesies kukang yaitu kukang jawa, kukang sumatera, dan kukang kalimantan. Foto: YIARI
Kukang merupakan primata imut yang dijuluki malu-malu. Sifat satwa yang ukuran tubuhnya antara 20-30 centimeter ini memang pemalu dan akan membuat ‘gemas’ bagi yang memandangnya.
Hal lain yang membuat kita penasaran terhadap kukang adalah gerakannya yang lamban. Ini bisa dilihat dari cara jalannya yang santai kala melingkar di cabang pohon serta saat ia mengunyah makanan yang begitu pelan.
Meski pemalu dan terkesan santai, namun tidak sembarang waktu kita dapat melihat kukang. Pasalnya, kukang merupakan satwa nokturnal alias aktif di malam hari. Sehingga, ia akan tidur pulas saat fajar menyingsing dan bangun kala petang menjelang. Saat malam lah, kukang beraksi mencari makan atau bermain.
Namun, perlu kehati-hatian bila melihat kukang di malam hari. Kukang akan sangat terganggu dengan pantulan sinar yang menyala terang. Pencahayaan yang aman bagi mata kukang adalah sekitar lima watt atau setara dengan sinaran lampu tidur.
Penasaran dengan sifat kukang? Berikut tersaji tujuh fakta unik mengenai kukang hasil rangkuman berbagai sumber.

1. Terdapat tiga spesies kukang di Indonesia
Di Indonesia, berdasarkan ekologi dan persebarannya, terdapat tiga spesies kukang yaitu kukang jawa (Nycticebus javanicus), kukang sumatera (Nycticebus coucang), dan kukang kalimantan (Nycticebus menagensis).
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk membedakan ketiga jenis tersebut.Pertama, dari berat badan. Kukang jawa beratnya sekitar 900 gram, sementara kukang sumatera sekitar 700 gram, dan kukang kalimantan kira-kira 600 gram.
Kedua, berdasarkan cirinya. Kukang jawa memiliki punuk terang yang lebih indah bila dibandingkan dengan kukang sumatera dan kalimantan yang berwarna coklat keabu-abuan.
Berdasarkan data IUCN (International Union for Conservation of Nature), kukang jawa masuk dalam status Kritis (Critically Endangered/CR) atau satu langkah menuju kepunahan di alam. Sementara kukang sumatera dan kukang kalimantan statusnya adalah Rentan (Vulnerable/VU) atau tiga langkah menuju kepunahan di alam.


2. Kukang itu pintar 
Kukang merupakan satwa pintar. Ini terlihat dari caranya memakan buah-buahan yang hanya ia makan daging buahnya saja. Sementara kulit dan biji buahnya dibuang. Pun, buah-buahan yang disukai kukang adalah buah yang benar-benar matang dan tentunya manis di lidah. Jadi, jangan harap kukang akan makan buah yang masam dan mentah.

3. Tubuhnya lentur
Kukang memiliki tubuh yang lentur. Ia bisa meliuk di cabang pohon, bahkan bergelantungan terbalik. Saat tidur, kukang menggulung tubuhnya bagaikan bola dengan kepala ditekuk dan disembunyikan pada bagian lutut. Posisi menggulung ini merupakan bentuk pertanahan diri dari musuh yang mengintainya kala tidur. Sehingga, kukang akan tidur di cabang pohon yang tinggi dan benar-benar aman.

4. Kukang bukan Kuskus
Kukang sering dipersepsikan sama dengan kuskkus, padahal keduanya berbeda. Kukang memiliki bentuk wajah membulat sementara kuskus memiliki ujung hidung meruncing kedepan. Kuskus merupakan hewan berkantung sementara kukang bukan. Selain itu, tangan dan jari kukang lebih panjang ketimbang kuskus. Ini dikarenakan, kukang merupakan satwa yang menghabiskan hidupnya di atas pohon (arboreal). Sementara, kuskus memiliki ekor yang panjang dan kuat yang berfungsi sebagai alat untuk bergelantungan ketika pindah dari satu dahan pohon ke dahan yang lain.


Kukang jawa yang baru berusia beberapa bulan. Foto: The Little Fireface Project

5.  Taring kukang berbisa
Kukang merupakan primata yang menghasilkan bisa yang dipergunakan sebagai pertahanan diri dari serangan predator atau ketika terancam bahaya. Gigitan kukang sebenarnya tidak berbahaya karena bisa tersebut bukan berasal dari gigi taringnya. Bisa pada kukang dihasilkan dari kelenjar yang berada pada siku lengan bagian dalam yang selanjutnya dimasukkan ke mulut dan bercampur dengan air liur sebelum kukang melakukan gigitan.
Gigitan kukang dapat menyebabkan alergi serius yang gejalanya dapat terlihat seperti kulit merah, gatal, kejang otot, demam, hingga pingsan.

6. Diburu karena mitos
Perburuan kukang terus terjadi. Ini dikarenakan ada mitos di masyarakat yang menjadikan kukang sebagai tumbal untuk pembangunan jalan atau jembatan. Alasannya, agar jalan atau jembatan tersebut awet dan tidak mudah rusak.
Padahal, kukang merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Kukang dilarang untuk dieksploitasi, seperti diburu, dipelihara, diperjualbelikan maupun dimanfaatkan bagian tubuhnya. Ancaman hukuman memelihara kukang adalah penjara maksimal lima tahun dan denda sebesar Rp 100 juta.
Kukang seharusnya memang disayang. Karena, di alam, kukang menghisap madu bunga, memakan serangga, buah-buahan, dan merupakan bagian dari ekosistem yang tentunya menjaga keseimbangan alam. Memburu kukang sama saja dengan mengganggu keseimbangan ekosistem alam yang telah tertata baik dan rapi.

7. Bukan satwa peliharaan
Penelitian yang dilakukan oleh Nafisatul Ulfa dan Mirzan Adi Wibowo dari Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor di Yayasan International Animal Rescue Indonesia (YIARI) menunjukkan adanya potensi zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia atau sebaliknya yang ditemukan pada kukang.
Jumlah cacing yang cukup tinggi ini ditemukan dari hasil pemeriksaan feses (kotoran) kukang. Cacing yang ditemukan merupakan genus nematoda (cacing gilik) dan cestoda (cacing pipih). Penularan penyakit cacing dari satwa ke manusia ini dapat terjadi melalui telur yang tertelan maupun yang terhirup manusia. Atau, melalui kontak langsung ataupun juga melalui telur yang berada di tanah, buah, air, hingga pakaian.
Nah, telur cacing ini sendiri dapat hidup dua bulan hingga dua tahun dalam lingkungan yang kondusif kelembabannya, iklimnya, hingga suhunya.
Membiarkan kukang hidup liar merupakan cara bijak kita melestarikan kukang di alam.

Fakta Unik Tentang Tarsius


TarsiusTarsius (diantaranya Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus) adalah binatang unik dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaituTarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier). Kesemua jenis tarsius termasuk binatang langka dan dilindungi di Indonesia.
Nama Tarsius diambil berdasarkan ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar.
Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.
Ciri-ciri fisik tarsius yang unik lainnya adalah ukuran matanya yang sangat besar. Ukuran mata tarsius lebih besar ketimbang ukuran otaknya. Ukuran matanya yang besar ini sangat bermanfaat bagi makhluk nokturnal (melakukan aktifitas pada malam hari) ini sehingga mampu melihat dengan tajam dalam kegelapan malam.
pygmy tarsierTarsius juga memiliki kepala yang unik karena mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti burung hantu. Telinga satwa langka ini pun mampu digerak-gerakkan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.
Sebagai makhluk nokturnal, tarsius hanya beraktifitas pada sore hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Oleh sebab itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah serangga seperti kecoa, jangkrik. Namun terkadang satwa yang dilindungi di Indonesia ini juga memangsa reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng. Di Taman Nasional Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara. Di sini wisatawan secara mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di dunia itu. Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina (Pulau Bohol). Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan “balao cengke” atau “tikus jongkok” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia.
Tarsius menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Hewan ini menandai pohon daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon dengan lompatan hingga sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis jika dibandingkan 10 tahun terakhir dimana jumlah satwa yang bernama latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor. Bahkan untuk Tarsius pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali diketemukan lagi.
Penurunan populasi tarsius dikarenakan rusaknya hutan sebagai habitat utama satwa langka ini. Selain itu tidak sedikit yang ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda. Binatang yang dilindungi ini digunakan sebagai camilan saat meneguk minuman beralkohol cap tikus.
Satu lagi, bintang langka dan unik ini sangat sulit untuk dikembangbiakan di luar habitatnya. Bahkan jika ditempatkan dalam kurungan, tarsius akan melukai dirinya sendiri hingga mati karena stres.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo:Primata; Famili: Tarsiidae; Genus: Tarsius; Spesies: Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus
Nama binomial: Tarsius tarsier (Erxleben, 1777) atau Tarsius spectrum (Pallas, 1779) dan Tarsius pumilus atau Pygmy tarsier
Status konservasi: Hampir Terancam

Perbedaan Tumbuhan Paku dan Lumut

Ciri khusus tumbuhan paku dan lumut – Tumbuhan adalah jenis organism yang merupakan jenis regnum plantae. Dalam kelas regnum plantae, didalamnya termasuk jenis pepohonan, rerumputan, terna, paku pakuan, semak, lumut, alga dan lain lain. Di seluruh dunia ada kurang lebih 350 ribu spesies tumbuhan yang hidup di dunia. Hampir semua jenis tumbuhan tersebut memiliki ciri khas sendiri sendiri. Ciri ciri tersebut yang akan membedakan bentuk tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lainnya. Termasuk tumbuhan paku dan juga tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan juga tumbuhan lumut memiliki ciri khas atau ciri khusus yang terdapat pada tumbuhan tersebut untuk membedakan tumbuhan itu dengan tumbuhan yang lainnya,

Jika bicara masalah tumbuhan, memang tidak ada habisnya, sebab ada saja yang dibicarakan, dari mulai bentuk nya, jenis, klasifikasi, sel, jaringan, dan juga ciri yang terdapat pada tubuh tumbuhan. Jika anda sedang mencari tugas tentang ciri khusus yang dimiliki oleh tumbuhan paku dan juga tumbuhan lumut maka disini lah tempat yang pas buat anda, sebab disini akan dibahas tentang ciri khusus yang dimiliki oleh tumbuhan paku dan tumbuhan lumut. Semoga postingan yang muungkin hanya sedikit ini, bisa bermanfaat bagi anda dan bagi saya khususnya. Untuk itu yuk sama sama kita pelajari bersama supaya pengetahuan kita tentang masalah tumbuhan bisa bertambah.

Ciri khusus tumbuhan paku

Tumbuhan paku adalah jenis tumbuhan yang sudah mempunyai kromus atau mempunyai daun, batang dan juga akar. Tumbuhan paku merupakan jenis tumbuhan kuno
yang masih ada habitatnya sampai saat ini, tumbuhan paku
dapat anda temui di daerah daerah yang lembab, atau daerah yang beriklimkan tropis, jenis tumbuhan yang satu ini tidak dapat tumbuh pada daerah yang memiliki iklim salju atau daerah yang terlalu panas seperti daerah gurun pasir.

Tumbuhan paku memiliki ciri ciri khusus, berikut adalah ciri khusus tumbuhan paku yang dapat saya paparkan :

  • Tumbuhan paku memiliki akar yang mempunyai ciri ciri yang khusus. Akar yang terdapat pada tumbuhan paku memiliki sifat seperti pada akar serabut. Ujung akar tumbuhan paku mendapat perlindungan dari kaliptra yang terdiri dari beberapa sel yang berbeda dengan sel akarnya.
  • Tumbuhan paku memiliki batang yang mempunyai ciri ciri yang khusus. Batang yang terdapat pada tumbuhan paku tidak terlihat seperti batang batang pada jenis tumbuhan yang lainnya, batang yang terdapat pada tumbuhan paku bentuknya menyerupai rimbang rimbang yang mungkin bisa menjalar. 
  • Tumbuhan paku memiliki daun, daun yang terdapat pada tumbuhan paku mempunyai ciri khusus yang dapat membedakan bahwa itu tumbuhan paku. Daun pada tumbuhan paku berbentuk melingkar dan menggulung pada saat daun itu masih muda. Daun pada tumbuhan paku dapat dibedakan dari daging daun, tulang daun dan juga epidermis

Ciri khusus tumbuhan lumut

Tumbuhan lumut adalah jenis tumbuhan dengan divisi bryophyte, jenis tumbuhan lumut berwarna hijau, hal ini disebabkan karena tumbuhan lumut memiliki sel plastid yang dapat memperoleh klorofil a dan juga klorofil b sehingga mendapatkan warna yang hijau. Tumbuhan lumut memiliki ciri ciri yang khusus, berikut adalah ciri khusus tumbuhan lumut :

  1. Tumbuhan lumut memiliki sel penyusun yang sudah dimiliki oleh dinding sel
  2. Semua jenis tumbuhan lumut memiliki persamaan dalam hal bentuk penyususnan gametangiumnya 
  3. Batang dan juga daun yang dimiliki oleh tumbuhan lumut berbentuk tegak dan mempunyai susunan yang berbeda beda

Kamis, 20 Oktober 2016



A.  KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom                     : Plantae
Divisi                           : Spermatophyta
Kelas                           : Dicotyledone
Ordo                            : Umbillales
Famili                          :  Umbilliferae (Apiaceae)
Genus                          : Centella
Spesies                        : Centella asiatica


B.  NAMA LOKAL
Pegaga (Aceh), daun kaki kuda (Melayu), ampagaga (batak), antanan (sunda), gagan-gagan, rendeng (jawa), piduh (bali) sandanan (irian) broken copper coin, semanggen (Indramayu, Cirebon) buabok (Inggris), paardevoet (Belanda), gotu kola (India), ji xue cao (Hamzi).
C.  JENIS PEGAGAN
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan pennutup tanah. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek). Sedangkan pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembab dan terbuka atau agak ternaungi. Selain itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan antanan air.

D.  MORFOLOGI
Centella asiatica merupakan tanaman herba tahunan, tanpa batang tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang melata, panjang 10-80 cm. Daun tunggal, tersusun dalam roset yang terdiri dari 2-10 daun, kadang-kadang agak berambut, tangkai daun panjang sampai 50 mm, helai daun berbentuk ginjal, lebar, dan bundar dengan garis tengah 1-7 cm, pinggir daun beringgit sampai beringgit-bergerigi, terutama ke arah pangkal daun. Perbungaan berupa payung tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun kelopak, gagang perbungaan 5-50 mm, lebih pendek dari tangkai daun. Bunga umumnya 3, yang ditengah duduk, yang disamping bergagang pendek, daun pelindung 2, panjang 3-4 mm, bentuk bundar telur, tajuk berwarna merah lembayung, panjang 1-1,5 mm, lebar sampai 0,75 mm. buah pipih, lebar lebih kurang 7mm dan tinggi lebih kurang 3 mm, berlekuk dua, jelas berusuk, berwarna kuning kecoklatan, berdinding agak tebal.

E.  KANDUNGAN
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.
Diduga senyawa glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside berperan dalam berbagai aktifitas penyembuhan penyakit. Asiaticoside dan senyawaan sejenis juga berkhasiat anti lepra (kusta). Secara umum, pegagan berhasiat sebagai heparoprotektor yaitu melindungi sel hati dari berbagai kerusakan akibat racun dan zat berbahaya.
Banyaknya manfaat tanaman ini nampaknya berkaitan dengan banyaknya komponen minyak atsiri seperti sitronelal, linalool, neral, menthol, dan linalil asetat. Dengan adanya komponen tersebut dalam minyak atsiri pegagan, tanaman ini memiliki potensi sebagai sumber bahan pengobatan terhadap anti penyakit yang disebabkan tujuh jenis bakteri Rhizobacter spharoides, Escherichia coli, Plasmodium vulgaris, Micrococcus luteus, Baccillus subtilis, ghliEntero aerogenes dan Staphyllococcus aureus.

F.  
SIFAT DAN MANFAAT
Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid)

Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki; mencegah varises dan salah urat; meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh; serta menurunkan gejala stres dan depresi. pegagan pada penelitian di rsu dr.soetomo surabaya dapat dipakai untuk menurunkan tekanan darah,Penurunan tidak drastis, jadi cocok untuk penderita usia lanjut.

G. CARA MEMBUAT RAMUAN OBAT DARI PEGAGAN
1.      Obat Susah Kencing
·         Siapkan 30 gram daun pegagan segar
·         Kemudian ditumbuk dan tempelkan ke pusar.
 
2.      Obat Demam
·         Ambil segenggam daun pegagan segar
·         Kemudian tumbuk
·         Tambah sedikit air dan garam
·         Lalu disaring.
·         Minum sebelum sarapan
3.      Obat Darah Tinggi
·         Ambil 20 lembar daun pegagan
·         Lalu tambah 3 gelas air
·         Kemudian direbus sampai 3/4 nya.
·         Sehari diminum 3 x 3/4 gelas
4.      Obat Wasir
·         Ambil batang berikut akar-akarnya
·         Kemudian direbus dengan 2 gelas air selama 5 menit.
·         Air rebusan diminum selama beberapa hari
5.      Obat Liver / Pembengkakan Hati
·         Ambil 240-600 gram pegagan segar,
·         Kemudian rebus, dan airnya diminum secara rutin.
6.      Obat Campak
·         Ambil 60-120 gram pegagan
·         Kemudian direbus dan airnya diminum.
7.      Obat Batu Kencing
·         Ambil segenggam pegagan segar
·         Kemudian lumatkan dan diperas
·         Tambahkan air dan gula batu secukupnya,
·         Lalu diminum.
8.      Obat Penambahan Nafsu Makan
·         Ambil 1 genggam daun pegagan segar
·         Kemudian rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas
·         Lalu airnya diminum sehari 1 gelas.
H.  EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN
1.      Rebusan daun pegagan 10% yang diberikan pada anjing sebagai binatang percobaan mempunyai daya dieresis (pengeluaran air kemih) yang lebih baik disbanding rebusan daun pegagan 0,5% dan 5% (malawat salim, JF FMIPA UNHAS, 1981).
2.      Secara in vitro, infuse dan ekstrak alkolhol daun pegagan mempunyai daya antimikroba, khususnya terhadap staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Dalam bentuk ekstrak alcohol, harga kadar hambat minimum (KHM) ataupun kadar bunuh minimum (KBM) terhadap kedua jenis bakteri tersebut lebih besar dibandingkan dalam bentuk infuse. Daya anti bakteri daun pegagan terhadap S. aureus lebih besar dibandingkan terhadap E. colo. Daya antimikotik terhadap Candida albicans tidak nyata (Endang Adriyani, Fakultas Farmasi UGM, 1987).
3.      Infus daun pegagan dengan kadar 7,5% paling baik untuk melarutkan batu ginjal kalsium (sri Endah Suhartatik, Fakultas Farmasi UGM, 1989).
4.      Ekstrak pegagan dapat menghambat pertumbuhan bakteri enteric, seperti Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes dan monella typhi (Syahnida, JF FMIPA UNAND, 1993).
5.      Asiaticocide dan thankuniside dapat mengurangi kesuburan (fertilitas).
6.      Dalam dosis yang tinggi, pegagan dapat menurunkan kadar gula darah (berkhasiat hipoglikemik).
7.      Asiaticoside efektif untuk mengobati lepra (kusta).
I.     SUMBER
Anonymous. 2008. Pegagan (Centella asiatica).http://bobcatreviewnat.blogspot.com/2008/02/pegagan-centella-asiatica.html. Diakses pada tanggal 21 Desember 2011.
Anonymous. Morfologi. http://centella-asiatica.zzl.org/morfologi.html. Diakses pada tanggal 21 Desember 2011.
Mey. 2009. Jika Melihat Gambar Tanaman di Samping. http://dunianyabiosains.blogspot.com/2009/01/jika-melihat-gambar-tanaman-di-samping.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2011.
http://www.helpfulhealthtips.com/wp-content/uploads/2010/07/Centella-Asiatica.jpg
http://www.wonjoy.com/uploadfile/201103/1/40153158698.jpg

Fakta Tentang Komodo

14 Fakta Tentang Komodo


14 Fakta Seputar Komodo - Sebelum memutuskan untuk berkunjung ke Pulau Komodo, sebaiknya mengetahui beberapa informasi singkat seputar komodo. Informasi ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan dan kenyaman Anda saat berlibur. Berikut 14 fakta seputar komodo:
1. Komodo termasuk binatang purba yang hanya ada di Pulau Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
2. Komodo di Indonesia hidup dengan cara-cara asli alias berburu sendiri tanpa bantuan manusia. Biasanya mereka memangsa kijang, kerbau, kuda, monyet, dll. Komodo kecil memakan serangga.
3. Komodo memangsa langsung tanpa mengunyah (sama seperti ular). Binatang ini cukup makan satu kali dalam satu bulan.
4. Air liur merupakan senjata utama komodo. Mengandung bakteri luar biasa banyak dan berbahaya. Mangsa yang lebih kuat cukup mendapat gigitan, beberapa minggu kemudian akan lumpuh, baru dimangsa. Namun penelitian terbaru menyebutkan, komodo memiliki tujuh saluran bisa di gusinya. Racun itulah yang membunuh, bukan bakteri di dalam air liur.
5. Komodo dewasa mampu berlari dengan kecepatan 18 km per jam.
6. Komodo binatang soliter, tetapi jika ada mangsa mereka datang dan berebut.
7. Usia komodo bisa mencapai 50 tahun.
8. Populasi komodo betina lebih kecil dibanding jantan. Perbandingannya satu betina, tiga jantan.
9. Masa kawin komodo antara Juli dan Agustus. Tiga komodo jantan akan memperebutkan satu komodo betina. Saat itu, komodo jantan menjadi lebih agresif dan sering berkelahi memerebutkan betina. Hanya saat itulah, komodo bisa berdiri di atas dua kaki belakangnya.
10. Satu bulan setelah kawin, komodo bertelur. Jumlahnya antara 15-30 butir. Telur-telur itu disembunyikan di satu lubang sedalam dua meter. Untuk mengelabui predator, biasanya sang induk membuat dua lubang palsu.
11. Telur-telur itu ditunggui selama 3 bulan kemudian ditinggal. Genap Sembilan bulan. setelah dikubur, lahirlah anak-anak komodo. Biasanya tingkat kelahiran mencapai 85%, tapi tingkat hidup sesuai dengan seleksi alam sekitar 10%-15%.
12. Komodo betina jika terpaksa mampu bertelur tanpa dibuahi pejantan. Kelahiran telur dari jenis ini menghasilkan komodo-komodo jantan. Para peneliti menduga, keajaiban ini merupakan salah satu cara untuk menghindari kepunahan.
13. Kekuatan komodo ada pada penciuman. Kekuatan itu sekaligus menjadi kelemahan. Lubang hidung komodo merupakan titik terlemah yang digunakan para ranger untuk menghalau saat mereka angresif. Para ranger berbekal tongkat bercabang dua di ujung, dan digunakan untuk menekan hidung komodo saat tidak bisa dikendalikan.
14. Masa atau bulan kunjung yang baik untuk melihat komodo sekitar Maret hingga Agustus. Meski sekarang terjadi anomaly iklim, namun di bulan bulan tersebut cuaca lebih banyak cerah hingga ideal untuk melakukan perjalanan. Selain itu, di bulan kunjung yang disarankan, prilaku komodo lebih tenang. Sedangkan di bulan September hingga Januari, biasanya jauh lebih agresif karena memasuki masa kawin dan bertelur.
The Real Dragon
Nama dragon diberikan saat komodo ditemukan pertamakali di Pulau Komodo sekitar 1910. Saat itu, para pelaut Belanda berkali-kali melihat binatang raksasa yang oleh penduduk setempat sering disebut naga.
Letnan Steyn van Hensbroek, pejabat Administrasi Kolonial Belanda mendengar laporan tersebut dan kemudian melakukan ekspedisi. Dia menangkap hewan yang disebut naga tersebut, dibawa ke Belanda untuk diteliti.
Meski kemudian diketahui bahwa komodo ini sejenis kadal purba raksasa, namun nama komodo dragon tetap digunakan. Bisa dikatakan komodo merupakan satu-satunya penyandang nama naga

Selasa, 18 Oktober 2016

Selaginella

                      

Selaginella plana
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/16/Starr_080117-1777_Selaginella_plana.jpg
Selaginella diperkirakan telah hadir di bumi sejak lebih dari 320 juta tahun yang lalu, sebagian besar jenisnya telah punah, yang tersisa tereduksi menjadi herba (Setyawan,dkk.2008:67). Karakter khasnya adanya percabangan menggarpu dan sebagian besar spesies memiliki daun-daun kecil menyerupai sisik, dengan dua ukuran yang berbeda. Selaginella ini memiliki banyak nama lokal seperti rumput Solo, cemara kipas gunung, cakar ayam (Jawa), paku rane (Sunda), menter (Jakarta), tai lantuan (Madura), Usia (ambon), sikili batu, lingonai (Minangkabau), dan shi shang be atau juan bai (Cina). Dalam bahasa Indonesia tumbuhan ini biasa disebut cakar ayam atau paku rane, Tapak doro, dan Ta lantuan.
HABITAT
Habitat Selaginella plana Hieron ini merupakan jenis paku tanah yang mana tumbuhan paku jenis ini tumbuh pada batu-batuan atau tebing sungai. Menyukai kelembapan. Rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan akar-akarnya masuk ke celah-celah batu. Habitus pada selaginella ini yaitu perdu yang mana mempunyai ciri-ciri pendek, berkayu, mempunyai percabangan langsung dan biasanya tinggi di atas permukaan tanah sekitar 1 m.
MORFOLOGI
Selaginella plana Hieron ini berdaun kecil, berbentuk lanset, tersusun melingkari batangnya dan berselang-seling, berwarna hijau. Panjang daun kira-kira 2 mm dan lebar 1 mm. Merupakan daun isofil karena mempunyai ukuran daun yang sama antara yang satu dengan yang lain. Bentuk ujung daunnya meruncing, tepi daunnya bergerigi. Tekstur daun pada tumbuhan ini berupa selaput atau helaian. Permukaan daun selaginella ini halus, berambut. Daun-daun suburnya tersusun di dalam karangan menyerupai bulir. Karangan atau bulir ini disebut strobilus. Strobilus terletak di ujung percabangan.
Jika dilihat berdasarkan tulang daunnya tumbuhan ini termasuk Mikrofil yaitu daun yang mempunyai tulang daun tunggal tak bercabang dari pangkal ke ujung (Gambar 2). Berdasarkan fungsinya tumbuhan ini dibedakan atas daun tropofil (daun steril) yang hanya berfungsi untuk fotosintesis dan sporofil (daun fertil) yang menghasilkan sporangium. Menurut Tjitrosoepomo (1986:225), tumbuhan ini memiliki ligula pada bagian bawah daun yang berfungsi sebagai penghisap air.
Batang tumbuhan ini terletak di permukaan tanah dan kadang-kadang berakar membentuk tumbuhan baru. Warna batang hijau dan biasanya bercabang dua dan tiap cabang bercabang dua lagi. Di daerah yang cocok tumbuhan ini dapat mencapai 1 m. Semua batang paku-pakuan kerap berupa rimpang karena pada umumnya arah tumbuhnya menjalar. Disamping mempunyai rimpang juga mempunyai cabang dengan arah tumbuh tegak. Batang berkayu dan juga terlihat adanya ramenta yaitu bentukan seperti rambut atau sisik. Yang berwarna merah kecoklatan terletak pada tepi daun fertil. Akar pada selaginella ini yaitu serabut yang bercabang monopodial. Bentuk akar tipis, halus, dan keras. Warna cokelat muda kehijauan.
SPORANGIUM
Memiliki sporangium yang terletak di ujung daun sporofil (daun fertil) dengan bentuk agak bulat atau bulat telur terbalik atau seperti terompet. Sporangium muncul dari suatu penonjolan jaringan daun yang disebut plasenta atau reseptakulum. Susunan dan penyebaran sporangium pada sporofil tumbuhan ini tidak berkelompok satu sporofil terdapat satu sporangium