Senin, 26 September 2016

Ruang kita: Sarang semut

Ruang kita: Sarang semut: Sarang Semut Sarangnya Obat Tanaman Sarang Semut ( Myrmecodia sp ), Mungkin terdengar sedikit asing bagi kita.  Tanaman ini berasal dari ...

Sarang semut

Sarang Semut Sarangnya Obat
Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia sp), Mungkin terdengar sedikit asing bagi kita.  Tanaman ini berasal dari ujung timur Indonesia,sekarang ini tanaman Sarang Semut sudah ada hampir di seluruh Indonesia dan sudah dijadikan tanaman hias yang sudah dibudidayakan oleh banyak orang. Lalu apa dan bagaimanakah tanaman sarang semut tersebut beserta keunikan-keunikan dan manfaatnya untuk kesehatan tubuh?



Gua di Dalam Umbi
Secara morfologi tanaman ini mempunyai empat bagian, yaitu: Umbi,Batang,Daun dan Bunga.
Bagian tubuh tanaman sarang semut
Umbi pada tanaman sarang semut berbentuk bulat saat muda, kemudian lonjong memendek atatu memenjang setelah tua. Umbinya mempunyai system jaringan lubang-lubang yang bentuk serta interkoneksi dari lubang-lubang tersebut sangat khas, lubang tersebut namanya Labirin, yang dijadikan sebagai tempat tinggalnya koloni semut.sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan dari system klasifikasi genus ini.
Tanaman sarang semut biasanya memiliki satu atau beberapa cabang. Batangnya jarang ada yang becabang, bahkan pada beberapa spesies tidak ada cabang sama sekali. Mempunyai batang yang tebal dan ruas-ruas buku sangat dekat, kecuali pada pangkal pada beberapa spesies.
Daun Sarang Semut seperti kulit. Pada beberapa spesies memiliki daun yang sempit dan panjang. Daun penumpu besar, persisten,terbelah, dan berlawanan arah dengan tangkai daun, serta membentuk ”telinga” pada kliopeli. Kadang-kadang terus berkembang menjadi sayap disekitar bagian atas klipeolus.
Pembungaan dimulai sejak beberapa ruas-ruas buku terbentuk dan ada pada tiap nodus (buku). Dua bagian pada setiap bunga pada setiap bunga berkembang pada suatu kantong udara yang berbeda. Alveoli tersebut mungkin ukurannya tidak sama dan terletak pada tempat berbeda di batang.
Persekutuan yang Menguntungkan
Secara morfologi tanaman epifit sangat mirip dengan sarang semut, sejak biji berkecambah batang bagian bawahnya  secara progresif menggelembung dengan sendirinya. Dalam waktu beberapa bulan, didalam batang terbentuk rongga-rongga yang cukup kompleks mirip sarang semut. Rongga-rongga inilah yang pada akhirnya membentuk koloni di dalam tanaman  Sarang Semut tersebut. Peristiwa ini akan menjalin suatu hubungan timbal balik antara semut dengan tanaman tersebut yang dikenal dengan sebutan Simbiosis Mutualisme.
Keuntungan bagi semut adalah semut mendapat nutrisi dan tempat tinggal dari tanaman. Sedangkan bagi tanaman ialah mendapat perlindungan terhadap ancaman hewan Herbivora, seperti ulat dan juga menyediakan pupuk organik bagi tanaman dalam bentuk debris (limbah) semut.
Labirin ala tanaman sarang semut

Kandungan Sarang Semut
Tanaman ini mengandung senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Flavonoid adalah jenis senyawa bahan alam yang merupakan baggian dari seyawa fenolik, yang banyak membentuk pigmen tanaman. Selain mengandung flavonoid tanaman ini juga mempunyai kandungan tanin. Tanin sering dipakai untuk menyamak kulit. Tanin juga berfungsi  untuk mengobati Diare, menghentikan pendarahan, mengobati wasir dan mimisan. Selain itu tanaman epifit ini memiliki kandungan antioksodan tokoferol (Vitamin E) dan beberapa mineral lain seperi kalsium, nitrat, kalium, seng, besi,fosfor dan magnesium.
Bagian dalam tanaman sarang semut
Manfaat dari sarang semut dimulai dari jenis-jenis penyakit yang tergolong ringan hingga tergolong penyakit berat atau kronis. Dari mulai mimisan hingga kanker dan tumor bahkan hingga AIDS juga dapat sembuh.
Kecil Namun Kebal Terhadap Diabetes
Penyakit Diabetes ialah kelebihan gula di dalam darah, bagi penderita penyakt ini wajib untuk mencoba khasiat sarang semut ini. Pasalnya kandungan zat yang dihasilkan semut akan menetralisir kadar gula dalam darah. Secara logika ini dimungkinkan sebab gula menjadi makann utama dari semut dan dipastikan kandungan antibodi yang dimiliki terhadap senyawa gula yang lengkap.
Jadi lawan gula secara alami dengan zat yang dimiliki oleh semut lewat sarangnya. Sebab meski memakan gula semut tidak terkena Diabetes.

Sarang Semut Bukan Sarang Biasa
Kanker atau tumor  baik yang jinak maupun ganas, yang dapat disembuhkan dengan Sarang Semut adalah kanker otak, kanker hidung, kanker payudara, kanker lever, kanker usus, kanker rahim, kanker kulit,  prostat,serta kanker  darah (leukimia), kecuali kanker tenggorokan dan rongga mulut.
Kemampuan sarang  semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker  atau tumor tersebut berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor atau kanker, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, dan pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi mekanisme-mekanisme tersebut.
Kandungan flavonoid dalam tanaman sarang semut sebagai antioksidan mampu mengganggu efektivitas kerja mikroorganisme yang dapat dijadikan sebagai antivirus, sehingga sangat efektif dalam pecegahan terhadap penyakit AIDS yang sampai sekarang ini belum ada penemuan obat yang dapat melawan virus HIV. Tetapi dengan sarang semut virus tersebut dapat terganggu kegiatan mikroorganismenya.

Tanaman sarang semut dengan kandungan flavonoid di dalamnya.
Sekarang ini banyak orang yang sudah mencoba membudidayakan tanaman ini, baik itu sebagai tanaman obat maupun tanaman hias. Sebagai tanaman yang mempunyai banyak khasiat, tanaman sarang semut harus mendapat perhatian yang lebih dari Pemerintah dan Masyarakat supaya kelestariannya tetap terjaga.

Selasa, 20 September 2016

Berang-berang Bukan Ahli Arsitektur Bendungan


Berang-berang (Mustelidae). Ketika mendengar kata berang-berang atau dalam bahasa Sunda dan Jawa disebut “Sero”,  yang terlintas dalam pikiran kita ialah hewan menyerupai Musang, merupakan hewan yang handal dalam membuat bendungan dari kayu dan ranting ketika berang-berang akan  membuat tempat tinggal mereka. Padahal pandangan tersebut mengenai Berang-berang sangat keliru sekali. Hahh! Kok bisa! Lalu bagaimana kah  sosok berang-berang yang sebenarnya, dan apakah yang menjadi alasan bahwa hal tersebut merupakan kekeliruan bahwa berang-berang bukan hewan yang mampu membuat bendungan?



Si Musang Pemakan Ikan
Berang-berang mempunyai bentuk yang  menyerupai musang, tetapi berang-berang memiliki tungkai yang relatif lebih pendek, dengan cakar yang berselaput, kecuali pada berang-berang laut yang mempunyai ekor panjang dan berotot. Rambut-rambut di tubuhnya terdiri dari dua lapisan. Bagian luar dengan rambut-rambut yang panjang dan relatif keras dan kaku. Bagian dalam mempunyai rambut-rambut yang halus dan lunak. Lapisan dalam ini tidak tembus oleh air dan memerangkap udara di dalamnya, sehingga menjaga kulit berang-berang tetap kering dan hangat meskipun berang-berang ini sedang berenang di dalam air yang sangat dingin.
Aonyx cinerea atau Berang-berang cakar kecil (Asian Small-clawed Otter)
Tubuh berang-berang yang mirip musang
Ikan merupakan makanan utama yang paling disukai oleh berang-berang. Seekor berang-berang memerlukan sekitar 100 gram ikan per jam agar tetap bertahan hidup. Benar benar maniak ikan ya hewan yang satu ini! hehe. Kebanyakan jenis berang-berang menghabiskan 3 hingga 5 jam perhari untuk berburu mangsanya, dan induk berang-berang yang tengah mengasuh anaknya memerlukan waktu yang lebih banyak, hingga 8 jam sehari. Wow, pekerja keras bukan? Sebagai selingan, berang-berang juga memangsa kodok, udang, dan yuyu. Jenis berang-berang tertentu pandai membuka cangkang kerang untuk memangsanya, sementara jenis yang lainnya cukup tangkas untuk menangkap mamalia kecil atau burung di habitatnya. Ketergantungan kepada mangsa ini menyebabkan berang-berang rawan terhadap penurunan populasi mangsa.
Berang-berang merupakan hewan yang lincah dan aktif, memburu mangsanya di perairan atau di dasar sungai, danau, dan laut. Kebanyakan jenis hidup dan tinggal di dekat air, masuk ke badan air untuk berburu atau berpindah tempat, namun sebagian besar waktunya dihabiskan di daratan. Kebalikannya, berang-berang laut menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut.
Kekeliruan Mendasar Orang Indonesia
Nama berang-berang yang dikenal oleh masyarakat luas ialah hewan mamalia yang mempunyai kemampuan dalam membendung sebuah sungai yang dijadikannya sebagai sarang untuk mereka jadikan sebagai tempat tinggal. Padahal persepsi tersebut sangat keliru. Hah! Kok bisa yah?
Dalam  bahasa Inggris dikenal dua nama yakni “Otter” dan “Beaver” yang dalam bahasa Indonesia kerap sama-sama diterjemahkan menjadi berang-berang. Otter adalah binatang semi-akuatik anggota famili Mustelidae yang hidup di hampir seluruh dunia kecuali Australia. Jenis inilah yang lebih tepat disebut berang-berang.
Sedangkan Beaver adalah hewan pengerat yang mampu hidup di dua tempat (air dan darat), yang hidup di Amerika dan Eropa. Meskipun kurang tepat, beaver diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi berang-berang juga. Jadi, pada hewan jenis ini yang membuat salah persepsi kebanyakan orang dalam menyebut bahwa berang-berang mempunyai kemampuan dalam membuat Bendungan.
Antara berang-berang otter dan beaver secara taksonomi memiliki kekerabatan yang sangat jauh. Meskipun sama-sama mamalia, namun keduanya telah berbeda di tingkat Ordo. Otter berordo Carnivora (pemakan daging) sedangkan beaver berordo Rodentia (hewan pengerat).  Weiss jauh sekali yah tingkat kekerabatannya. Secara perilaku keduanya pun memiliki perbedaan mencolok. Beaver membuat sarang dengan membuat bendungan dari ranting-ranting, sedangkan otter bersarang di lubang-lubang di pinggir sungai.
Sungguh Beragam Bukan Berang-berang Indonesia?
Jenis berang-berang di seluruh Dunia ada 13 jenis berang-berang dengan penyebarannya hampir tersebar di seluruh dunia kecuali pada  daerah Australia. Dari ke 13 jenis yang ada di seluruh dunia, Indonesia memiliki empat jenis berang-berang yaitu Lutrogale perspicillata, Lutra lutra, Lutra sumatrana dan Aonyx cinereus.
Berang-berang bulu licin (Lutrogale perspicillata) merupakan berang-berang dengan ukuran tubuh paling besar untuk jenis berang-berang yang ada di Indonesia dengan panjang total mencapai 1,2m dan berat 11 Kg. Berang-berang ini hidup berkelompok dalam satu keluarga terdiri dari seekor jantan, seekor betina dan beberapa ekor anaknya.  
       http://www.otterspecialistgroup.org/Images/Lutrogale_Perspicillata_1_Thumb.jpg                   
    Bentuk tubuh berang-berang bulu licin
Berang-berang hidung berbulu (Lutra sumatrana) memiliki bentuk yang mirip dengan Lutra lutra, karena mempunyai kekerabatan pada tingkat genus yaitu sama-sama memiliki nama genus  Lutra. tetapi dengan ciri khas pembedanya yaitu rhinarium (bantalan  hidung) yang ditumbuhi rambut, sedangkan Lutra lutra tidak ditumbuhi rambut. Jenis ini merupakan berang-berang yang paling langka dan dicari. Setelah spesimen tipenya yang dideskripsikan oleh Gray pada tahun 1865, di Sumatera hanya pernah ditemukan kembali pada tahun 2005 dengan menemukan bangkai terlindas mobil di pinggir jalan dekat sungai Musi. Sebelum dan sesudahnya tidak pernah didapatkan informasi yang akurat tentang keberadaannya di Sumatera. Namun, penelitian tentang jenis ini lebih berkembang di negara lain seperti di Kamboja, Thailand dan Vietnam. Jadi, informasi tentang ekologi hewan ini masih sangat sedikit.
lutra sumatrana sedang makan ikanBerang-berang Sumatra
Berang-berang cakar kecil (Aonyx cinereus) merupakan berang-berang terkecil di dunia. Dengan panjang kira-kira ukuran 65 sampai 70 cm dan berat sekitar 5 kg, berang-berang ini termasuk jenis yang paling sosial. Mereka hidup berkelompok dengan jumlah anggota dapat mencapai lebih dari 20 individu dalam satu kelompok. Jenis ini lebih toleran terhadap aktifitas manusia, bisa hidup dengan mencari makan keong mas dan ikan-ikan kecil di sawah. Berang-berang ini menyukai kepiting, ikan dan keong mas.
http://www.otterspecialistgroup.org/Images/Aonyx_cinereus_2_Thumb.jpgBerang-berang cakar kecil
Berang-berang:“Mana Perlindungan Terhadapku?”
Sekarang ini banyak faktor-faktor yang dapat mengancam kelestarian hewan ini, seperti perusakan habitat, sumber makanan bagi berang-berang yang diakibatkan oleh habitatnya yang rusak, selain itu ancaman kepunahan berang-berang datang dari manusia. Lahan basah sebagai habitat berang-berang sekarang ini terancam oleh perubahan penggunaan lahan seperti pembukaan perkebunan sawit besar-besaran di daerah rawa, pembangunan pemukiman serta pembangunan waduk dan saluran irigasi yang dibeton sehingga tidak menyediakan tempat bagi berang-berang untuk bersarang. Pertambangan pasir dan emas juga telah merusak ekosistem sungai.


Senin, 19 September 2016

Humanisme Sains

    
    


        Film dan kartun terkadang menggambarkan ilmuwan sebagai seorang penyendiri yang bekerja di laboratorium yang terisolasi. Pada kenyataannya, sains merupakan aktivitas yang sangat  sosial. Sebagian besar ilmuwan bekerja dalam tim yang seringkali merangkul para mahasiswa S1 dan S2. Seorang ilmuwan merupakan komunikator yang baik dalam mempublikasikan hasil  riset dan penelitiannya kepada masyarakat sains dalam bentuk seminar, publikasi dan situs web.
Kerjasama  maupun kompetisi mencirikan budaya ilmiah. Ilmuwan yang bekerja di bidang yang sama saling mengkonfirmasi hasil penemuan dan percobaan satu sama lain. Setiap ilmuwan yang menekuni dalam riset yang sama akan saling berlomba untuk menjadi orang yang pertama dalam menemukan dan memecahkan riset atau penemuan tersebut.

semua masyarakat bertanggung jawab mengetahui tentang bagaimana sains bekerja dan potensi manfaat serta resiko dari teknologi
           Budaya sains ini tidak terlepas dari hubungan  alam sebagai objek penelitian sains dengan teknologi dan masyarakat. Hal ini terlihat ketika  masyarakat  memikirkan hubungan sains dan teknologi. Walaupun sains dan teknologi terkadang menerapkan pola penelitian yang mirip, keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Tujuan sains adalah memahami penomena alam. Sebaliknya, teknologi umumnya menerapkan pengetahuan ilmiah untuk suatu tujuan yang spesifik. Semua ilmuwan baik dalam bidang ilmu sains maupun bidang lain seringkali membicarakan penemuan (discovery), sedangkan ahli teknologi lebih sering membicarakan tentang penciptaan (invention).        Ketika dilihat dari tujuannya yang berbeda,  keduanya saling ketergantungan dan saling mengandalkan antara sains dan teknologi.  


      Kombinasi yang hebat antara sains dan teknologi memiliki  efek yang sangat drastis dalam masyarakat. Misalnya penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick yang  telah memunculkan teknologi rekayasa  DNA yang mengubah banyak bidang terapan, termasuk kedokteran, pertanian dan forensik. Sebagai contoh dalam bidang forensik, teknisi forensik dapat menggunakan  rangkaian DNA yang diambil dari sampel pada tubuh di tempat kejadian perkara  untuk menghasilkan ‘sidik’ molekular dengan tingkat akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi dibanding dengan ‘sidik’ jari.   Sehingga masyarakat secara umum sangat terbantu dengan adanya kombinasi hebat antara sains dan teknologi dalam meningkatkan taraf kesejahteraan, keamanan, dan kesehatan hidup masyarakat.